PRIA berperawakan serupa penyanyi Dedy Dukun yang sekalian pemimpin Majelis Ta’lim Fardhu A’in (MATFA) Indonesia berlokasi di Dusun III Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan-Langkat ini, kemukakan hal itu tentang penetapan bandrol akik yang dipercaya tak mempunyai kembaran terutama gambar ada di batu.
Bapak dua anak yang memiliki nama Muhammad Imam Hanafi yang dilahirkan 26 th. silam menguraikan, harga Rp18 M di tawarkan tidaklah hal aneh mengingat kelebihan dipunyai batu Janggus dengan corak basic moccha ditengah-tengah gambar Naga kelihatannya susah diketemukan kembali.
Tidak sama perihal dengan type akik yang lain yang diprediksikan tetap harus mempunyai kesamaan keduanya seperti bacan umpamanya.
“Bukannya muluk-muluk, siapapun bisa mengechek batu ini. Minta maaf, bila penggemar akik inikan umumnya mempunyai kekuatan sendiri lihat keunggulannya apa, maka dari itu silakan saja saksikan. Bila di tanyai, saya juga rugi kok menjualnya lantaran tak sepadan dengan kandungan nilai seninya. Terlebih, kita bukanlah kekurangan materi menjualnya hingga segitu, ” tantang Tuwan Imam.
Tuwan Imam juga mengaku, dari demikian banyak koleksi batu akik dipunyai jadi Giok Arab bergambar Naga jadi paling top di antara seluruhnya. Maka dari itu, nilai jual di tawarkan juga termasuk fantastis bahkan juga sangatlah masuk akal untuk peminat yang berduit. Nah, penawaran ditujukan juga menantang orang kaya yang betul-betul bernyali untuk memilikinya.
“Terserah ingin berasumsi apa dengan harga itu, seperti tersebut kondisinya. Hasil penjualannya kelak digunakan untuk orang banyak kok, nah bila si orang berduit itu mau sharing pada sesama, ” urai dia.
Didampingi dua sahabatnya, Ahmad Arifin Ritonga serta Khalik Ritonga, Tuwan Imam akui sekarang ini di MATFA Indonesia mereka mengkelola seputar 50 tubuh usaha dengan melibatkan semua jama’ah. Dari mulai pertanian, perikanan bahkan juga hingga perdagangan termasuk juga jual beli batu akik. Untuk masalah batu akik yang dibicarakan, Tuwan Imam menuturkan mereka lakukan jual beli dengan memakai sertifikat. Berarti, siapa saja yang ikut serta transaksi mungkin mengembalikannya satu waktu dengan harga yang ditetapkan lalu.
“Kita bertanggungjawab dengan apa yang kita hasilkan atau mengeluarkan. Tiap-tiap jual beli (akik) kita sertakan sertifikatnya, jika satu saat si konsumen mau jualkan kembali kepunyaannya kita tampung dengan ketetapan harga sesuai. Nah, cobalah saksikan saat ini adakah standarisasi harga satu batu akik itu. Semasing kan memberlakukan harga nya sendiri, tetapi untuk keterikatan atau tindak lanjutnya kan belum ada ya, ” papar Tuwan Imam.
Disela-sela perbincangan, satu persatu jama’ah MATFA Indonesia berdatangan sekalian ikuti perbincangan yang diselingi tausiyah agama hingga narasi pemerintahan sampai bentuk demokrasi diperlukan dengan penyampaian cukup fresh. Perjalanan hampir 40 Km dari Kota Stabat ibukota Kabupaten Langkat dengan rute melelahkan lantaran keadaan jalan lumayan berat jadi cair dengan apa-apa di sampaikan Tuwan Imam.
Kembali ke masalah batu akik, sambung Tuwan Imam, sekarang ini pihaknya tengah bangun ruko penambahan dariyang ada sekarang ini di simpang pintu masuk perkampungan terkecuali tempat workshop yang telah ada di ruang itu. Maksudnya, terkecuali usaha juga buka lapangan kerja pada orang-orang sesuai sama kekuatan dipunyai semasing.
Selanjutnya lagi Tuwan Imam kisahkan, semua batu akik di pasarkan atau diproduk mereka adalah batu Janggus asli datang dari Kabupaten Langkat. Pemasaran dikerjakan tidak lain untuk mempromosikan akik dipunyai kabupaten itu, lantaran diindikasikan tak kalah kualitasnya dari batu akik beragam daerah d Indonesia.
“Lho inikan product asli kabupaten (Langkat) ini, bila kita saja tidak ingin mempromosikannya jadi siapa lagi yang mengerjakannya apa mungkin saja orang luar daerah. Agar dunia tau, bila batu akik janggus Langkat sangatlah bernilai nilainya, ” ungkap dia.
Ahmad Arifin atau umum disapa Sani serta Khalik dua teman dekat yang senantiasa setia dampingi Tuwan Imam memberikan, sekian waktu lalu pihaknya juga memamerkan batu asal Janggus Langkat di Palladium Medan. Dobrakan itu, nyatanya memperoleh sambutan hangat hingga bikin pihaknya menyeriusi usaha disebut.
Berfilosofi, Tuwan Imam menguraikan, dengan trend batu akik menempa beragam daerah di nusantara akhir-akhir ini, diinginkan jadi tandanya bahwa bangsa Indonesia bakal berjaya lantaran bila di-rewind pada satu peradaban saat sebelum masuk zaman moderen diawali dari masa batu.
“Mungkin kita sama pendapat ya, peradaban itu diawali dari zaman batu sampai hingga waktunya di masa moderen seperti saat ini. Semoga kegandrungan pada batu akik membawa pergantian ke arah yang tambah baik lagi, ” tukas dia tutup perbincangan.
saya yakin blog agan pasti rame, karena indonesia memang sedang rame dan tren batu, tak ketinggalan batu giok. namun banyak orang yang belum tahu khasiat batu giok dan bagaimana cara mendapatkan khasiat batu giok yang sesungguhnya.
BalasHapuskarena minuman berenergi itulah banyak orang yang menggunakan aksesoris giok seperti gelang giok dan lain sebagainya, namun tidak merasakan apapun, inilah rahasi yang tidak semua orang tahu dan bisa mendapatkannya.
jika anda juga ingin tahu cara mendapatkan khasiatnya dengan benar
silakan klik DISINI>> BATU GIOK