WATU AJI DRAJAD; Potensi Rupiah dari Desa Drajad Paciran

Desa Drajad, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan tidak cuma populer dengan makam Wali Songo Sunan Drajad. Desa ini nyatanya menaruh suatu potensi yang mengagumkan, yaitu batu akik.

Type batuannya asli dari bumi Drajad, dari mulai batuan yang ada di bukit Mertai, pemandian Brumbun serta fosil batuan laut.

Type batuan di sini memanglah masih tetap dibawah rata-rata batu yang mahal, seperti bacan. Batu akik di sini murni dari batu asli desa Drajad, tetapi lebih memprioritaskan motif serta kekerasan batu serta tak meninggalkan unsur-unsur yang lainm

“Jenis batuan disini setara agata serta calsedoni, tetapi batu onix juga ada di sini, ” tutur Sugeng Harianto atau yang umum disapa babe, salah satu pengrajin batu akik asli Drajad.

Harga di sini, kata Babe, sangatlah murah serta variatif, dari mulai harga 25 ribu sampai jutaan rupiah.

Batu yang paling mahal yaitu lirang bang (welirang abang), yang tidak lain yaitu batu peninggalan dari Sunan Drajad. “Batu itu umumnya dipakai untuk penyembuhan lantaran unsur magisnya tinggi serta lirang bang telah langka, ”ungkap babe pada Redaksi. co. id.

Motif batu Drajad lebih variatif lantaran tidak cuma batu gunung atau dari kali, fosil laut juga dapat jadikan hiasan tangan yang elegan.

Kepala Desa Drajad, Fauzi mengakui, mau mengangkat potensi batu khas Drajad serta mau memaksimalkan ekonomi kerakyatan.

Sekurang-kurangnya, tuturnya, beberapa peziarah dapat membawa oleh-oleh batu akik khas Drajad.

Kepala desa yang juga kolektor batu akik serta pengrajin batu ini mengungkapan, di desanya ada seputar 9 pengrajin serta alatnya masih tetap simpel sekali, serta yang paling populer yaitu cak Babe yang juga ketua paguyuban Pengrajin Watu Aji Sunan Drajad.

“Kami merencanakan bakal mengadakan pameran Watu Aji Drajad di seputar makam Sunan Drajad serta bakal mengundang Dinas Pariwisata Jawa timur serta Bupati Lamongan, Fadeli. Gagasan ke depan kami bakal buka galeri spesial yang di anai dari desa.
Untuk pemasaran bukan sekedar lokal namun hingga ke luar negeri. Dari mulai Malaysia, Singapura, Brunai Darusalam, ” tuturnya.

Batu cintin yang paling laris yaitu motif sarang tawon, fosil kayu kembang serta surban sunan atau umum dimaksud fosil kerang.

Motif watu aji Drajad tak kalah indahnya dengan batu akik yang sekarang ini lagi booming. “Karena keindahan motif inilah saya juga sebagai kepala desa mau mengangkat potensi itu. Tidak cuma membawa nama Desa Drajad serta Lamongan saja, tetapi juga membawa nama Indonesia ke dunia dengan kekayaan alamnya,