" Untuk harga batu bergantung dengan type serta nilai seni yang ada, keuntungan /hari tidak pasti lantaran bila tengah sepi paling-paling bisa uang Rp. 100ribu apabila ramai dapat meraih Rp. 300ribu /hari, " katanya.
Dikatakannya, tentang bakal ada tarif pajak yang dikenakan untuk pedagang batu Akik pihaknya sangatlah mensupport asal peran yang didapatkan betul-betul diperuntukan untuk pembangunan daerah. Sepanjang, pameran di buka cukup banyak warga yang datang dari mulai cuma melihat-lihat sampai beli.
Pameran batu mulia ini gagasannya bakal berjalan sepanjang 5 hari dengan rangkaian acara bazar batu mulia, pertandingan batu cincin, lelang batu, door prize, jumpa komune batu permata, serta jalan enjoy di hari paling akhir juga sebagai sinyal pameran batu ditutup.
Sitti Halima, salah seseorang peserta pameran menyampaikan, jual beragam type batu. Salah satunya batu lokal dari Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, yaitu batu sisik naga dan batu bacan asal Ternate. Menurut ibu yang telah berdagang batu cincin sepanjang 7 th. ini, batu favorite orang-orang Kota Makassar yaitu batu lokal sisik naga asal Kabupaten Enrekang.
" Walau batu lokal namun harga yang pernah saya jual Rp 35 juta lantaran batu itu ada garis emas pada dalamannya. Sedang batu bacan yang pernah saya jual terbilang mahal seharga Rp 15 Juta, " jelas dia.
Mulai sejak berjualan batu cincin, kata ibu tiga anak ini, ia dapat menghidupi keluarganya. " Pendapatan bersih dapat Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Alhamdulillah keperluan rumah tercukupi, "
0 Response to "Batu Akik Makin "Kinclong""
Posting Komentar