Menurut Umar, di Indonesia ada daerah yang orang-orangnya seluruhnya berpendapatan dari kerajinan batu mulia serta akik, yakni Kota Martapura, Kabupaten Banjar. Orang-orang disana dapat berpendapatan jutaan rupiah dalam per minggunya.
“Kita mengharapkan, Tebingtinggi dapat seperti Kota Martapura. Demam batu ini menghidupkan perekonomian keluarga. Kami mensupport kontes batu serta pameran batu ini. Diinginkan kontes batu ini dapat mengangkat nama Tebingtinggi, ” ungkap Umar Zunaidi Hasibuan waktu buka pameran batu akik yang di gelar Asosiasi Pencinta Batu serta Permata Kota Tebingtinggi, Jumat (27/3), di Ramayana Departement Sore, Jalan Sudirman.
Umar mengharapkan beberapa perajin maupun penjual batu mulia di Tebingtinggi berlaku jujur jual barang dagangannya. “Jika batu itu batu mulia katakan sesungguhnya, apabila batu itu sintesis jadi katakan sintesis. Untuk mempunyai ciri sendiri, perajin batu asal Tebingtinggi mesti dapat membuat ikatan (ring) spesial motif Kota Tebingtinggi, hingga dapat diangkat hingga ke tingkat nasional, ” katanya.
Ketua Asosiasi Pencinta Batu serta Permata Kota Tebingtinggi, Arifin Takasu, menyampaikan, kontes batu yang di gelar sepanjang empat hari itu diikuti beberapa ratus penggemar batu akik serta batu mulia. Sebagian type batu yang dikonteskan dari mulai bacan, solar, sungai dare, kecubung serta type batu yang lain.
Dia mengharapkan yang akan datang wali kota berikan support serta permodalan untuk perajin batu akik. Di salah satu stan kontestan, batu bacan di bandrol mulai harga Rp1, 5 juta sampai Rp200 juta per batu cincin. Ada pula sediakan batu bongkahan yang harga nya dari Rp20. 000 sampai Rp300. 000 per kg.
“Bongkahan batu reflesia ini baru dua minggu lantas satu ton kita ambillah di Bengkulu, saat ini bekasnya 300 kg. Perbongkahan kita jual dari harga Rp20. 000 perbongkahan kecil sampai Rp 300 ribu per kg, ” ucap Amir, salag satu pedagang batu akik.
0 Response to "Batu Akik Tingkatkan Ekonomi Kreatif Tebingtinggi"
Posting Komentar